Sahabat Sejati di Danau Paniai - AWIPA-MKW

Breaking

Jumat, 27 September 2024

Sahabat Sejati di Danau Paniai

                                        Fhoto : Penulis Melki Kayame/Duc.awipa-mkw
"Berkat kerja sama Ikan dan Udang, mereka berhasil bertahan dari serangan jaring nelayan. Jumlah ikan dan udang yang tertangkap mulai berkurang, dan kehidupan di danau mulai stabil kembali. Namun, mereka tahu, ini belum cukup. Mereka perlu berbuat lebih agar manusia sadar akan pentingnya menjaga danau."
 

 Oleh Melki Kayame 


Di Danau Paniai yang indah, hiduplah dua sahabat sejati. Mereka adalah 'Ikan dan Udang' , namanya. Mereka telah bersahabat sejak kecil, tumbuh bersama di dalam air jernih yang dipenuhi terumbu karang dan batu-batu besar. Meski tubuh mereka berbeda—Udang kecil dan gesit, sementara Ikan besar dan kuat. Mereka saling melengkapi. Udang sering kali membantu Ikan mencari tempat persembunyian di antara berbatu. Sementara, Ikan membawa Udang menjelajah ke bagian danau yang lebih dalam.

Setiap hari, mereka berenang beriringan, menikmati kehidupan di dasar danau. Mereka berbagi makanan, bermain, dan melindungi satu sama lain dari bahaya. Ikan selalu berkata, “Meski kita berbeda, kamu adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki.” Udang pun selalu menjawab dengan senyum, “Kita mungkin berbeda, tapi persahabatan kita adalah yang terkuat di danau ini,” Jawabnya.

Namun, suatu hari, terjadi perubahan yang mengancam kehidupan di Danau. Para nelayan mulai menangkap ikan dan udang dalam jumlah besar. Jaring-jaring mereka menyapu dasar danau tanpa ampun, menangkap apa pun yang mereka temui. Ikan dan Udang melihat teman-teman mereka tertangkap satu per satu. Ketakutan mulai melanda hati mereka.

“Kita harus melakukan sesuatu,” kata Udang dengan wajah cemas. “Jika tidak, semua makhluk di danau ini akan hilang.”katanya.

Ikan mengangguk. “Kita harus bersatu. Aku akan mengajak semua ikan, dan kamu bisa berbicara dengan udang lainnya. Kita harus menyelamatkan danau kita.”

Mereka berdua mulai bergerak. Ikan berenang ke setiap sudut danau, memberitahu semua ikan untuk berhati-hati dan tetap berada di dalam terumbu atau di balik bebatuan saat jaring datang. Udang melakukan hal yang sama dengan komunitas udang. Mereka mengatur strategi untuk bersembunyi dengan cermat dan menjaga kelangsungan hidup mereka.

Berkat kerja sama Ikan dan Udang, mereka berhasil bertahan dari serangan jaring nelayan. Jumlah ikan dan udang yang tertangkap mulai berkurang, dan kehidupan di danau mulai stabil kembali. Namun, mereka tahu, ini belum cukup. Mereka perlu berbuat lebih agar manusia sadar akan pentingnya menjaga danau.

Suatu malam, di bawah sinar bulan yang memantul di permukaan Danau Paniai, Ikan dan Udang berdoa bersama. Mereka berharap alam bisa memberikan tanda kepada manusia untuk menjaga keseimbangan dan kehidupan di danau.

Doa mereka terjawab. Keesokan harinya, air danau mulai surut dengan tiba-tiba, membuat para nelayan menyadari bahwa ada sesuatu yang salah. Mereka berkumpul dan mulai membicarakan bagaimana aktivitas mereka bisa mempengaruhi kehidupan di danau. Perlahan, para nelayan pun sadar bahwa jika mereka terus menangkap ikan dan udang tanpa kendali, Danau Paniai akan kehilangan seluruh kekayaannya.

Sejak saat itu, manusia mulai memancing dan menangkap ikan dengan lebih bijak. Mereka hanya mengambil secukupnya, dan memberikan kesempatan bagi kehidupan di danau untuk tumbuh kembali. Ikan dan Udang, bersama semua makhluk di danau, kembali hidup damai.

Danau Paniai tetap indah, karena persahabatan sejati Ikan dan Udang yang tidak hanya menyelamatkan diri mereka, tapi juga seluruh ekosistem di sekitarnya.

Moral Cerita:
Persahabatan sejati bukan hanya tentang berada bersama, tetapi juga bekerja sama menjaga lingkungan dan kehidupan di sekitar kita. Alam adalah rumah yang harus kita jaga bersama.

 

Penulis adalah seorang intelektual peduli Lingkungan dan Alam

 

Editor : Admin

Tidak ada komentar: