Andi Seorang Anak Petani Dari Desa Terpencil - AWIPA-MKW

Breaking

Jumat, 04 Oktober 2024

Andi Seorang Anak Petani Dari Desa Terpencil

Penuliis , Demianus Yogi/Duc.awipa-mkw


"Sejak kecil, Andi juga dikenal sebagai anak yang rajin dan pekerja keras. Andi mulai bertumbuh besar dan dewasalah kini. Dia Andi semakin hari semakin menyadari bahwa dirinya berasal dari keluarga Petani yang cukup sederhana  sehingga Andi harus kuat  dalam melawan kehidupan dengan penuh kegigihan . Sekali pun orang tuanya berlatar belakang Patani Andi memiliki mimpi yang besar ".

 

Karya Demianus Yogi 


Begini Cerita Selengkapnya :

 

Disuatu Desa yang terpencil, hiduplah sepasang Suami-Isteri. Sudah Bertahun-tahun lamanya, mereka lalui bersama dengan penuh Kasih sayang. Mereka berdua hidup sebagai Petani yang hari-harinya Berkebun, disepanjang ;  tepi Perbukitan, Gunung dan Lembah. Berbagai jenis tanaman mereka bercocok tanam disana. Setiap Bibit tanaman yang disajikan bertumbuh subur dan berkelanjutan. Setelah Menjelan 5 tahun lamanya Sang Isteri mengandung seorang Anak Laki-laki.

 

Ditahun Ke-6 pada bulan Februari Lahirlah seorang anak Laki-laki. Anak laki-laki ini kemudian diberi nama, Andi. Dia Semakin hari semakin bertumbuh besar bersama kedua orang tuanya di Dusun yang terpencil itu. Kini, Andi sudah besar. Hari-hari, Andi rajin mencari Kayu Bakar di Hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga didalam Rumah mereka yang beratapkan dari Ilalang bersama kedua orang tercintanya.

 

Disaat malam tiba, seperti biasanya Bapanya selalu memberikan pesan-pesan hidup menjadi seorang laki-laki kepada anak tercintanya, Andi. "Menjadi seorang Laki-laki itu tidaklah mudah, kamu Harus kuat dan berani hadapi tantangan. Diwaktu kamu sudah siap kawin, sayangillah Isteri dan Anak-anakmu. Bangunlah Rumahmu disini di Kampung kecilmu ini. Disinilah tempat pertama Darahmu jatuh dan mengalir semenjak Mamamu melahirkan kamu dari kandungannya. Jangan lupa pada mereka; Gunung-gunung, Pohon-Pohon, dan Batu-batu yang terbentang indah menyelimuti dusunmu ini. Jaga dan cintailah mereka. Mereka inilah pagar hidup yang senantiasa menemani kamu dan dusunmu ini." beginilah nasihat -nasihat Bapanya kepada anak satu-satunya, Andi yang sangat Pandai dan kuat itu. 

 

Sejak kecil, Andi juga dikenal sebagai anak yang rajin dan pekerja keras. Andi mulai bertumbuh besar dan dewasalah kini. Dia Andi semakin hari semakin menyadari bahwa dirinya berasal dari keluarga Petani yang cukup sederhana  sehingga Andi harus kuat  dalam melawan kehidupan dengan penuh kegigihan. 

 

Meskipun kedua orang tuanya berlatar belakang Petani, Andi memiliki cita-cita tinggi. Andi, kini mulai mendaftarkan diri disalah satu sekolah dasar di Kota yang cukup jauh dari Kampungnya. Setiap harinya tepat pukul 04:00 (waktu subuh) Andi harus berangkat sekolah dari rumah menuju kesekolah (di Kota).  Kini Andi, terlihat sangat rajin dan pintar diantara Teman-teman lainnya di sekolah. Ternyata, setiap kenaikan kelas tiba, nama Andi selalu disebut-disebut karena meraih ranking 1 di Kelasnya. Selama 6 (enam) tahun lamanya, Andi mampu melewati berbagai Perbukitan, lembah yang penuh belukar dan tebin-tebin yang sangat terjal demi meraih cita-cintanya. Kini, kedua orang tuanya (Bapa-Mama) sangat bahagia mendengar Andi anaknya dinyatakan Lulus Ujian Nasional dengan meraih Juara umum di Satu Kota tersebut.

 

Kini, Andi memutuskan untuk melanjutkan pendidikan berikutnya disuatu Kota besar. Akhirnya, Keinginan Andi telah direstuhi oleh kedua orang tua tercintanya. Malam terakhir di Amban Perpisahan mereka, didalam Rumah Ilalang tersebut terlihat sepih karena dipenuhi air mata perpisahan diantara mereka bertiga (Andi dan kedua orang tua tercintanya). Dimalam puncak yang penuh kepedihan itu, hanya tendengar jelas nyayian-nyanyian sejuta Unggas yang beterbangan kesana-kemari diantara pepohon dan perbukitan yang selalu diselimuti kabut putih itu. 

 

Mentari pagi diatas Gunung mulai terlihat dan semakin mendekat menerangi dusun tercintanya, pertanda Andi anak tercinta harus angkat kaki berpisah meninggalkan kedua orang tua terkasihnya, di Dusun. Bersiaplah sudah Andi untuk berangkat. peluhkan perpisahan akhir Mama dan Bapa pun terjadi diwarnai air mata seperti kabut pagi yang biasanya menyelimuti Dusun dan Rumah Ilalang Mereka di Desa Kecil itu. Kini, Mamanya, menitipkan pesan; "Anak, inglah Bapamu hanya seorang petani biasa yang hanya tahu berkebun semata. Saya hanya seorang Mama yang tidak punya Apa-apa, tapi Doa Mama selalu bersamamu." Kemudian, Andi, dengan penuh air mata sambil memandang kedua orang tuanya, berkata ; Terima kasih mama dan Bapa. Semua pesan ini saya dengar dan akan selalu ingat . Andi, sangat sayang Mama-Bapa. Ijin , Andi harus pergi berpendidikan dan akan kembali keseni lagi. Mama-Bapa selamat menjaga Dusun dan Rumah ini. Selamat tinggal Mama-Bapa sampai jumpah."

 

Berangkatlah sudah Andi, melewati Gunung-gunug, Perbukitan dan Lembah menuju Kota yang dijuluki sebagai salah satu Kota besar di Suatu Negara Bagian. Selama 6 hari perjalanan, Andi tiba di Kota dimana tempat dia ingin melanjutkan studi.  Andi mendaftarkan diri disalah satu sekolah swasta SMP  di Kota besar itu.  Andi, dinyatakan diterima dan siap mengenyam pendidikan disekolah tersebut. Disekolah ini Andi selalu mendapat Juara kelas disetiap kenaikan kelasnya. Akhirnya Andi berhasil tamat dari bangku  SMP. kemudian melanjutkan pendidikan SMA Dikota yang sama. Selama dibangku SMA Andi masih saja mendapatkan Kejuaraan Kelas diantara puluhan Teman-teman siswanya. Ditingkat pendidikan SMA anda mulai mendapatkan penghargaan dari sekolah berupa bebas SPP. 

 

Seusasi pendidikan SMA, Andi berhasil mendapatkan beasiswa melanjutkan pendidikan di salah satu universitas ternama. Akhirnya Andi lulus Sarjana dengan meraih nilai 'Cam laude'.  

 

Sudah 15 tahun Andi merantau menuntut pendidikannya di Kota besar itu. Ditahun yang ke-15 adalah tahun dimana Andi menerima Gelar sarjana. Cita-cita Andi menjadi seorang Sarjana, kini telah tercapai. 

 

Disuatu sore, Andi bersama beberapa Rekan-nya yang baru saja menyelesaikan studi Sarjan-nya bersepakat ber-rekreasi bersama disebuah Pantai mengakhiri perpisahan kolektif disana. Di Pantai yang cukup melegahkan jiwa itu, Andi, sementara duduk sejenak menyendiri dibawah sebuah Pohon, sambil menikmati keindahan Pantainya, Andi melihat ada tatapan seorang gadis berambut keriting dari sebelah arah timur Pantai itu selalu tertuju padanya sambil memberikan senyum manisnya. Andi, melihat Tatapan dan senyum dari seorang gadis itu masih saja ada. Andi, kemudian merasa penasaran dan berjalan perlahan mendekati si Gadis itu. Andi, duduk disampinya dan mulailah mereka berkacap panjang-lebar sambil menanti senja sore ditepi Pantai yang penuh menawan itu.

 

Kini, mulai berawalnya cinta mereka disini di Pantai itu. Perjumpahan sesaat yang begitu singkat namun menjadi sebuah takdir cinta memikatkan hati mereka berdua Andi dan Rina. Seorang gadis yang bernama Rina juga adalah Seorang Sarjana yang baru saja menyelesaikan pendidikan sarjananya disalah satu perguruan tinggi dari Kota besar itu juga. Penamatan Sarjana usailah bersama kini memulai mengawali dan menata kehidupan cinta dan keluarga baru dari Kota rantau menuju didesa kecil si Andi. 


Namun, dalam perjalan-nya hubungan mereka tidak berjalan mulus dikarenakan Keluarga Rina, terutama ayahnya, sangat menentang hubungan mereka. Menurut ayah Rina, status Andi sebagai anak petani tidak pantas untuk seorang anak pejabat. Dia merasa Andi tidak memiliki masa depan yang cerah dan akan membawa masalah bagi keluarga mereka. Kerap kali Andi mendapat hinaan oleh keluarga Rina, bahkan didepan umum sering kali dipermalukan. Mereka menyebut ; "Andi hanya anak petani yang tak dan tak punya apa-apa. sedangkan, anak saya Rina adalah Anak orang kaya,katanya.



Meskipun sering dihina dan diremehkan, Andi tidak pernah menyerah. Sang Kekasihnya, Rina pun selalu mengatakan kepada Ayah dan keluarganya bahwa Andi adalah Cinta satu-satunya untuk saya. biarkan kami hidup membangun keluarga kita di Kampung. Akhirnya kekuatan cinta mereka antara Andi dan Rina memadukan perbedaan orang tua Rina. Berkat Cinta yang penuh mulus mampu meredam segala bentuk duri antara mereka dan orang tua Rina. Kini, Restuhilah sudah cinta Andi  dan Rina dari orang tuanya .

 

Cinta mereka yang penuh mulus membawa Andi dan Rina ke Kampung di Desa terpencil menemui orang tua Andi. Setibanya mereka di Dusun , terlihat Rumah tua Andi yang beratapkan Ilalang itu sudah mulai lapuk dan menemui kedua orang tuanya terlihat masih sehat. Andi sangat terharu sambil meneteskan air mata melihat kedua orang tuanya masih sehat sampai hari ini. Berbahagialah mereka bersama disini dalam Rumah tua itu.
 

Beberapa tahun kemudian, Andi telah menjadi seorang pengusaha sukses dalam bidang pertanian modern. Keberhasilannya menarik perhatian banyak orang, termasuk keluarga Rina. Kini, Andi bukan lagi "anak petani yang tak punya masa depan", melainkan seseorang yang dihormati karena kerja keras dan kegigihannya.
 

Pada akhirnya, cinta mereka tetap bertahan meskipun penuh rintangan. Dan keluarga Rina, yang dulu menghina Andi, akhirnya menyadari bahwa nilai seseorang tidak diukur dari harta, melainkan dari sikap dan usaha yang tulus.

 


Penulis adalah Salah satu Mahasiswa Papua yang sedang menuntut pendidikan Sarjana Hukum di Manokwari-Papua Barat Daya


Editor      : Admin


Tidak ada komentar: